Senin, 17 Maret 2008

Memotivasi Diri Dengan Musik

Banyak cara untuk memotivasi diri, memotivasi diri dalam hal agar kita semua tebebas dari rasa minder (malu) atau bahasa anak gaulnya yaitu kurang “PD”. Di antara banyaknya cara untuk menghilangkan rasa malu atau rasa minder, terdapat cara yang mudah namun mempunyai nilai yang positif (menurut pribadi saya), caranya yaitu dengan bermusik.

Terdapat kisah yang bersangkutan dengan perkembangan psikologi seseorang yang dipengaruhi oleh aktivitas bermain musik. Kisah ini adalah kisah seorang anak yang diwaktu masa pertumuhannya dihantui oleh rasa minder, anak itu bernama yudhi. Kisahnya dimulai pada waktu yudhi berada pada tingkat sekol ah dasar. Dahulu yudhi merasakan bahwa dirinya sangat tertutup, karena merasa bahwa dirinya tidak mempunyai keahlian, tidak seperti teman-temannya yang lain, yang mudah untuk bergaul dengan siapa pun, tidak untuk diri yudhi yang selalu menutup diri. Hal ini tidak hanya terjadi dalam pergaulannya sehari-hari, dalam ruang kelas pun yudhi tidak pernah untuk memunculkan dirinya. Oleh karena itu yudhi tidak mampu untuk berbuat apapun, yang ada hanya diam, diam, dan diam!!!!!!!!!!

Kemudian yudhi melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Yang pada waktu itu yudhi melanjutkan pendidikan ke sebuah pesantren di daerah Bogor. Karena pada waktu itu yudhi termasuk orang yang tertutup, maka dia mudah untuk tersinggung, penakut dan mudah untuk sakit hati. Setiap kali temannya atau siapa saja yang membuatnya tidak nyaman, pada saat itu juga yudhi merasakan tekanan batin yang sangat sakit. Maka dia sempat berontak dan tidak mau untuk meneruskan pendidikan. Alhamdulillah yudhi mempunyai orang tua dan seorang guru yang sangat mengerti akan dirinya, mereka selalu memberikannya motivasi baik berupa moril maupun materil yang membuat diri yudhi yakin dan kuat. Mereka melakukan pendekatan dan memberikan motivasi dengan kesabaran dan penuh dengan kasih sayang, sehingga yudhi pun menerima dan menjalankan apa yang disarankannya. Hasilnya pada waktu itu dia mulai merasakan bahwa apa yang ada pada dirinya itu semua salah, dan apabila dia tidak merubah gaya hidupnya maka dia tidak akan maju dan dirinya hanya diam, pemalu, dan penakut.

Sehubungan yudhi sangat menyukai musik, maka pada waktu di Pondok dia memanfaatkan fasilitas yang tersedia dengan cara menekuni berbagai macam aliran musik, yang antara lain aliran musik daerah seperti calung (kesenian khas sunda), aliran musik religi seperti nasyid, marawis, dan aliran musik band. Setelah dia mempelajarinya akhirnya dia pun mempunyai kesempatan untuk tampil. Maka pada setiap acara yang terselenggara di Pondok, yudhi selalu menampilkan diri dengan bermain musik. Akhirnya upaya itu membuahkan hasil yang baik bagi perkembangan diri yudhi yang condong untuk selalu tertutup, karakter yudhi mengalami perubahan yang awalnya tidak berani untuk megeluarkan pedapat, kini berubah menjadi berani. Yang awalnya susah untuk bergaul, kini menjadi mudah untuk bergaul. Dari semua karakter tertutup yang dimilikinya berubah menjadi diri yang terbuka tidak hanya untuk orang-orang tertentu saja, melainkan untuk semua orang.

Dengan melihat cerita di atas, jelaslah bahwa setiap orang memiliki kekurangan (kelemahan) ataupun kemampuan yang luar biasa yang tidak dapat diprediksi oleh siapa-pun melainkan oleh dirinya sendiri, oleh karena itu dibutuhkan pendekatan dan bimbingan yang intensif terhadap anak, agar ia mampu untuk menemukan apa yang terpendam dalam dirinya, dan yang lebih penting lagi yaitu kita harus mengetahui karakter anak terlebih dahulu, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda.

Tidak ada komentar: